Satu Jam Nasional: Membahas Keunikan China sebagai Negara dengan Satu Zona Waktu
Matahari terbit di
Beijing selalu disambut dengan megahnya upacara pengibaran bendera di Lapangan
Tiananmen, sebuah ritual harian yang memperingati awal hari di ibu kota
Tiongkok. Pada saat penjaga kehormatan mengibarkan bendera sekitar pukul 06:24,
1.000 mil jauhnya di Kabupaten Fuyuan, salah satu titik paling timur Tiongkok,
matahari sudah memancarkan sinarnya selama 63 menit. Namun, di ujung barat
Tiongkok, di Kashgar Xinjiang, yang berjarak 3.600 mil dari Beijing, penduduk
harus bersabar menunggu hingga pukul 09:05 untuk menyaksikan matahari terbit.
Fenomena ini mencuatkan sebuah
pertanyaan menarik: mengapa Tiongkok, negara dengan luas wilayah dan ragam
geografis yang mengakibatkan perbedaan waktu signifikan, mempertahankan hanya
satu zona waktu resmi—Waktu Standar Beijing (BST)? Tiongkok saat ini menjadi
satu-satunya negara besar, selain India, yang mempunyai satu zona waktu tunggal
dan merupakan wilayah zona waktu tunggal terluas di dunia.
Sebagai perbandingan, Amerika
Serikat, negara yang wilayah geografisnya hampir setara dengan Tiongkok,
membagi waktu menjadi empat zona waktu utama, masing-masing dipisahkan oleh
satu jam. Namun, Waktu Standar Beijing, dihitung dan dirilis dari Pusat Layanan
Waktu Nasional di Provinsi Shaanxi, yang secara geografis hampir menjadi pusat
negara, menjadi norma waktu tunggal untuk seluruh negeri sejak tahun 1949.
Keputusan untuk mengadopsi Waktu
Standar Beijing sebagai standar nasional diambil setelah proklamasi Beijing
sebagai ibu kota baru Tiongkok oleh Mao Zedong. Pemilihan nama
"Beijing" yang artinya "ibu kota utara" menyiratkan
keputusan penting ini sebagai bagian dari usaha untuk mempersatukan negara di bawah
satu zona waktu, mendukung gagasan 'persatuan nasional.' Dengan demikian, zona
waktu yang ditetapkan dari Beijing bukan hanya representatif dari tata waktu,
tetapi juga sebuah simbol persatuan dalam keragaman geografis yang mencirikan
Tiongkok."
Sebelum babak baru pada tahun 1949,
Tiongkok mengalami periode konflik regional dan perang saudara yang mencapai
puncaknya dengan pembagian wilayah menjadi lima zona waktu resmi. Setiap zona
waktu ini, mulai dari Zhongyuan, Longshu, Tibet, Kunlun, hingga Changbai,
membawa perbedaan waktu yang signifikan, berkisar antara lima setengah hingga
delapan setengah jam lebih cepat dari GMT. Kondisi ini muncul pada tahun 1912
setelah runtuhnya Dinasti Qing.
Seiring dengan berjalannya waktu,
peta zona waktu Tiongkok tidak hanya merefleksikan perbedaan waktu, tetapi juga
mencerminkan keragaman politik dan geografis negara ini. Pergeseran besar
terjadi ketika Partai Komunis mengambil alih pemerintahan pada tahun 1949.
Pemimpin baru merasakan kebutuhan untuk menciptakan rasa unifikasi dan sentralisasi
yang kuat di negara yang masih pulih dari dampak perang dan konflik. Keputusan
untuk menyatukan seluruh Tiongkok di bawah satu zona waktu nasional, yang
kemudian dikenal sebagai Waktu Standar Beijing (BST), dianggap sebagai langkah
efektif untuk menyelaraskan jadwal kerja nasional, memastikan penyebaran berita
seragam di seluruh negeri, dan menghindari kebingungan yang mungkin timbul dari
perbedaan zona waktu.
Meskipun Waktu Standar Beijing
dianggap sebagai ketidaknyamanan kecil bagi sebagian besar masyarakat Tiongkok,
resistensi muncul di beberapa wilayah barat, terutama di Xinjiang. Di sana,
sebagian besar penduduk Uighur lebih memilih zona waktu tidak resmi yang
berbeda, menciptakan suasana politis dan ketidaknyamanan yang lebih besar. Hal
ini menyoroti perdebatan lebih luas tentang identitas dan otonomi di dalam
negara yang besar dan beragam ini.
Sementara perjalanan global semakin
transformatif dan aktivitas bisnis mengadopsi pola 24/7, peran zona waktu
mungkin mengalami perubahan. Meski begitu, penting untuk memahami sejarah dan
dinamika di balik kebijakan satu zona waktu di Tiongkok. Meskipun Taiwan, Hong Kong,
dan Makau secara teknis menggunakan zona waktu Beijing, penggunaan waktu yang
berbeda di daerah ini mencerminkan keragaman sejarah dan budaya yang melekat
dalam kawasan ini. Sebuah cerminan dari Tiongkok yang luas, yang merangkul
harmoni dalam perbedaan seiring perjalanan waktu.
Belum ada Komentar untuk "Satu Jam Nasional: Membahas Keunikan China sebagai Negara dengan Satu Zona Waktu"
Posting Komentar